Sabah |
Serangan udara ini dilakukan pada Jumat (8/3) waktu setempat di zona merah, wilayah yang merupakan menjadi persembunyian para pengikut Sultan Sulu di Sabah. Hingga saat ini, sejumlah anggota kelompok bersenjata masih dalam melakukan perlawanan sengit.
Belum ada indikasi bahwa kelompak bersenjata tersebut akan menyerah. Meskipun pemerintah Malaysia telah empat kali memperpanjang tenggat waktu (deadline) bagi mereka untuk menyerah namun para pengikut Sultan Sulu bersikeras tidak akan menyerah dan tetap akan melakukan perlawanan.
Seperti diberitakan oleh Bola Tangkas, Sabtu (9/3/2013), serangan udara yang dilancarkan otoritas Malaysia kemarin di Kampung Tanduo, merupakan serangan terbesar kedua yang pernah dilakukan. Kepolisian dan militer Malaysia melakukan Operasi Daulat sejak Selasa (5/3) demi menumpas para pengikut Sultan Sulu yang memberontak.
Pada Jumat (8/3), sejumlah saksi mata mengaku mendengar suara ledakan keras dalam beberapa jam. Kemudian diikuti oleh serangan udara aparat Malaysia pada siang dan malam hari. Suara ledakan pun terus terdengar.
Namun ternyata, serangan terus-menerus tersebut ternyata gagal dan tidak mampu melumpuhkan kelompok bersenjata yang masih terus bertahan di Sabah. Kendati demikian, diperkirakan para pengikut Sultan Sulu tersebut mulai menghadapi sejumlah kesulitan dalam persembunyiannya.
Media Filipina mengungkapkan, para anggota kelompok bersenjata tersebut mulai kelaparan karena terus bergerilya menghindari kejaran aparat Malaysia. Mereka juga kesulitan mencari bantuan dari kolega maupun anggota klan mereka di wilayah tersebut, karena polisi Malaysia telah menahan sejumlah pendukung dan simpatisan Sultan Sulu yang ada di Sabah.
Kepala Kepolisian Malaysia, Inspektur Jenderal Polisi Tan Sri Ismail Omar menyebut para pengikut Sultan Sulu masih enggan menyerah meskipun sang Sultan Sulu Jamalul Kiram III sendiri telah mengklaim bahwa 'pasukannya' sangat menginginkan perdamaian.
Sementara itu, klaim Kesultan Sulu bahwa pihaknya menyandera 4 anggota Kepolisian Malaysia dan akan digunakan sebagai jaminan agar aparat Malaysia segera menghentikan serangan, tidak dianggap serius oleh pihak Malaysia. Ismail menyatakan, pihaknya telah mendapat seluruh aparat yang bertugas dalam operasi tersebut dan tidak ada satupun personel yang menghilang.
Sekitar 200 orang pengikut Sultan Sulu tiba di Sabah pada 9 Februari lalu untuk mengklaim bahwa daerah itu sebagai milik leluhur mereka yang berdasarkan dokumen-dokumen sejarah. Hingga saat ini mereka masih bergerilya di wilayah tersebut dan operasi pengejaran pun terus dilakukan otoritas Malaysia untuk menangkap mereka.
Bentrokan ini telah menewaskan 60 orang, yang terdiri atas 52 anggota kelompok bersenjata dan 8 personel Kepolisian Malaysia.
( Ayo dukung Team anda disini )
No comments:
Post a Comment