Sunday, March 10, 2013

Peristiwa Aneh Saat Pemakaman Soeharto di Astana Giribangun

Agen Bola - Tahukah anda, jika ada banyak peristiwa aneh terjadi pada saat makam Presiden Kedua Indonesia, HMSoeharto digali? Suasana pemakaman Soeharto di Astana Giribangun kala itu sedang hening, tak ada awan dan tak ada juga matahari. Hanya angin yang berhembus pelan saat itu. Soeharto dimakamkan pada Minggu Wage, 27 Januari 2008 setelah Azan Asar sekitar pukul 15.30 WIB. Keluarga besar Soeharto dan sejumlah tokoh-tokoh ternama terlihat hadir saat itu mengelilingi sebidang petak tanah makam yang siap untuk digali. Sebelum penggalian dimulai, keluarga besar Soeharto melakukan upacara Bedah Bumi yang bertujuan agar penggalian dapat berjalan lancar dan selamat. Upacara tersebut dipimpin oleh Begug Purnomosidi. 



HMSoeharto
HMSoeharto

















Upacara dimulai dengan menancapkan linggis ke tanah pemakaman sebanyak tiga kali. Yang pertama, ketika linggis di tancapkan tidak terjadi apapun dan begitu pula dengan yang tancapan kedua. Namun, pada saat tancapan ketiga kejadian yang membuat merinding bulu kuduk terjadi saat linggis mengoyak tanah untuk kali ketiganya. “Tiba-tiba, duar! Terdengar suara ledakan menggelegar yang sangat keras bergema di atas kepala kami,” kata Sukirno, juru kunci makam keluarga Soeharto di Astana Giribangun, menceritakan pengalamannya menggali makam Soeharto dalam buku “Pak Harto The Untold Stories”. 

Para penggali makam dan orang-orang yang berada di sekitarnya langsung sontak kaget. Mereka berpandangan satu sama lainnya. Bingung. Mencoba mereka-reka dari mana asal suara menggelegar itu. “Bukan bunyi petir, lebih mirip suara bom besar meledak di atas cungkup Astana Giribangun,” kata Sukirno. Namun, anehnya, tak ada yang porak poranda, sedikitpun tak ada yang benda yang bergeser karena suara ledakan itu. Terbesit di pikiran, mungkin itu adalah suara gaib. Semua yang berada di tempat itu terdiam, terpaku. Lalu, tiba-tiba suara Begug memecah keheningan. “Bumi mengisyaratkan penerimaan terhadap jenazah beliau,” tutur Sukirno, menirukan kalimat Bupati Wonogiri itu. 

Isyarat kah itu? Terngiang di benak Sukirno, beberapa bulan sebelum kematian Soeharto, terjadi longsor mendadak di bawah Perbukitan Bangun. Apakah itu juga pertanda? Selain pengalaman menggali makam Soeharto, pria kelahiran Karanganyar tahun 1953 itu juga masih ingat ketegangan yang terjadi di Astanagiribangun, tahun 1998, saat kekuasaan Soeharto berakhir. Ada kabar, bahwa makam keluarga Soeharto itu bakal akan diserang. 

“Bersama warga saya berjaga-jaga dan memasang drum-drum di tengah jalan. Di depan pertigaan di depan SD Ibu Tien yang terletak di tanjakan menjelang Astana. Kami memalang puluhan batang bambu ori berduri. Siapapun yang melintas biarpun dengan berjalan kaki sekalipun, tak bakal gampang menembusnya,” cerita dia di Bola Tangkas.

Malam-malam pun terasa sangat panjang. Orang-orang yang berjaga di sekitar makam. Dari HT terdengar sandi, misalnya 1.000 “kuda lumping” yang artinya ada seribu pengedara sepeda motor mengarah ke Astana. Atau lima ratus “gerobak”. Gerobak adalah sandi untuk mobil. “Anehnya tak pernah sekalipun mereka yang kabarnya hendak melempari Astana benar-benar tiba,” kata Sukirno di Casino Online.

( Ayo rasakan casino online secara mudah Disini )
agen bola

No comments:

Post a Comment