Monday, March 18, 2013

Milan Menang Berkat Kontribusi Balotelli


Casino online - Kekalahan menyakitkan atas Barcelona  di perempatfinal Liga Champions berhasil ditebus Max Allegri dengan menaklukkan tim papan bawah Palermo 2-0 dalam lanjutan Serie-A giornata ke-29 di San Siro, Minggu (17/3) malam .

Hasil positif ini membawa Milan tetap membuntuti Napoli di peringkat dua, dengan selisih hanya dua poin.

Sementara di kubu Palermo, "dagelan" pergantian pelatih oleh Presiden klub Maurizio Zamparini membuat mereka semakin tenggelam di zona degradasi. Performa tim yang buruk membuat Gasperini diganti Alberto Malesani di awal Februari. Karir Malesani hanya 19 hari setelah Gasperini kembali masuk menangani tim. Namun, dua hasil buruk yang didapat Gasperini -- imbang 0-0 melawan Torino, dan kalah 1-2 dari Siena di Enzo Barbara minggu lalu --, membuat Gasperini dipecat lagi.

Dan kini, sosok pelatih yang membangun tim di awal musim, Giuseppe Sannino, masuk kembali menangani Fabrizio Miccolli, cs. Sayangnya, keluar-masuknya pelatih membuat tim menjadi tak kondusif. Kembalinya Sannino tetap berujung kekalahan.

4-3-3 versus 3-5-2

Menghadapi Palermo, Allegri tetap menggunakan formasi 4-3-3. Absennya fullback kiri Kevin Constant akibat kartu merah di pertandingan sebelumnya, digantikan oleh De Sciglio. Di posisi center back, kehilangan Mexes ditutupi oleh Bonera

.
Di lini tengah, penampilan buruk Ambrosini saat laga melawan Barcelona membuatnya dibangkucadangkan. Untuk mengisi posisi yang ditinggalkan Ambrosini, Allegri menggeser Flamini ke posisi jangkar dan memasang Muntari sebagai starter di tengah berduet dengan Montolivo.

Sementara Palermo juga melakukan perubahan taktikal. Pergantian pelatih dari Gasperini ke Sannino berujung perubahan formasi dasar dari yang menggunakan 3-4-1-2 di minggu sebelumnya berubah menjadi 3-5-2. Perubahan besar-besaran terjadi pada komposisi pemain. Posisi Garcia yang semula center back naik ke depan menjadi wingback kiri menempati tempat Dosenna yang absen karena cedera.

Dengan memasang 5 pemain di tengah, otomatis Sannino ingin agar Palermo mampu mentralisir dominasi Milan sejak lini tengah sekaligus mencoba menghambat serangan Milan yang memanfaatkan lebar lapangan.

Sayap Milan kurang maksimal

Penempatan 5 pemain di lini tengah yang dilakukan Palermo berhasil menghambat pergerakan dua pemain Milan yang di laga ini banyak bergerak dari lebar lapangan yaitu Boateng dan El Sharaawi. 


Di sektor kanan, penjagaan ketat yang dilakukan Salvotere Aronica membuat Boateng sama sekali tak berkutik. Fullback kanan Ignazio Abate pun terlihat enggan untuk naik menusuk ke depan, hal ini dikarenakan Balotelli lebih banyak bermain mengacak di posisi sayap mengisi kelemahan Boateng, sehingga tak ada target man yang secara konstan berada di kotak penalti. (Gambar di atas adalah grafik passing berhasil Abate di babak I)

Kondisi serupa terjadi di barisan kiri. El Sharaawi kurang begitu dominan di sayap. Posisinya yang terlalu mundur ke belakang, ditambah Balotelli yang cenderung lebih ke kanan, membuat sentuhan El Sharaawy kurang begitu terasa.

Kekurangan sisi kiri penyerangan Milan ditutupi dengan performa cukup baik yang ditampilkan Muntari dan De Sciglio. Terlambatnya wingback Palermo, Morganella, saat bertahan, beberapa kali berhasil dimanfaatkan untuk menjadi peluang melepaskan keypass seperti yang terjadi di menit 24 saat Muntari memberi umpan kepada El Sharaawy.

Kalah dominasi pemain di sepertiga lini tengah lawan

Dengan menurunkan dua pemain bertipikal jangkar, Palermo berhasil menekan barisan tengah Milan agar tidak leluasa terlalu maju ke depan. Alhasil, di babak pertama pemain sekaliber Montolivo, Muntari dan Flamini jarang melakukan attempt dari luar kotak penalti karena selalu diblok atau tak diberi ruang untuk menembak.

Kendati begitu, long pass yang dilakukan Montolivo beberapa kali mampu membelah pertahanan Palermo. Itu langkah paling masuk akal jika ruang untuk merengsek ke depan tidak cukup tersedia.

Jika kita lihat infografik di bawah ini, terlihat action areas para pemain Milan banyak terjadi di lapangan tengah. Action areas di lini belakang dan di lini depan bahkan tidak terlalu jauh bedanya. (Statistik penguasaan bola Milan di babak I:)


 Beruntung Palermo tampil tak terlalu bagus. Dalam beberapa kali serangan balik terlihat penyerang mereka, Josep Illic, kebingungan akibat tak adanya bantuan dari tengah. 50% passing yang ia lakukan pun berujung kegagalan.

Wingback Palermo, Garcia di kiri dan Morganella di kanan, bukanlah pemain dengan tipikal asli sebagai wingback yang rajin naik ke depan. Di massa kepelatihan Gasperini, dua pemain ini kerap dipasang sebagai fullback dengan intruksi utama memperkuat pertahanan.

Kontribusi Niang

Performa El Shaarawy yang tidak maksimal di sisi kiri penyerangtan Milan segera diantisipasi oleh Allegri. Dia memasukkan M'baye Niang di menit 58 menggantikan El Shaarawy. Terjadi sedikit perubahan dalam taktik menyerang Milan. Ballotelli yang semula agak mundur ke kiri, kembali ke posisinya di depan sehingga bisa lebih konstan berada di dalam kotak penalti.

Gol yang dicetak Balotelli di menit 65 pun tak lepas dari perubahan dengan masuknya Niang. Pertama, Niang di sisi kiri berhasil melewati Ezequiel Nunoz dan mengirimkan umpan mendatar dari sayap kiri ke dalam kotak penalti. Kedua, cukup baiknya Niang di kiri membuat Balotelli bisa lebih konstan berada di dalam kotak penalti.


 Kombinasi dua hal itulah yang menjadi penjelas bagi lahirnya gol kedua Milan.

Spirit Balotelli

Penampilan Balotelli di pertandingan ini sangat cukup baik. Saat aliran bola kepada dirinya terhambat, dengan inisiatif sendiri ia berpindah-pindah posisi, ke kanan, kiri bahkan ke barisan pertahanan sendiri.

Di 30 menit awal babak pertama, Balotelli lebih cenderung ke kanan bertukar posisi dengan Boateng yang pindah ke tengah. Sedangkan setelah masuknya Niang di babak kedua, kendati posisinya kembali ke tengah, namun ia lebih banyak berkutat di sayap kiri.



Jika menyimak beberapa statistik Balotelli [action areas dan take-ons/drible], terlihat dia memang jarang berada di kotak penalti jika dibandingkan pergerakan dia di lini tengah. Statistik pergerakan Balotelli di sepertiga lapangan sendiri dan lapangan tengah [13% + 13% = 26%] bahkan lebih banyak ketimbang kombinasi pergerakannya di sepertiga lapangan lawan [hanya sekitar 18%]. Begitu pula statistik take-ons [drible] Balotelli yang menyebar di sejumlah area lapangan.

Sayang sekali, rajinnya Balotelli bergerak membuka ruang itu tak bisa dimaksimalkan oleh Milan. El Sharaawy tak mampu memanfaatkan ruang yang dibuka Balotelli sehingga dia pun diganti oleh Niang.

Ini sedikit banyak bisa menjelaskan kenapa sangat sedikit percobaan mencetak gol Milan yang dilakukan di dalam kotak penalti. Dari 12 percobaan mencetak gol, hanya 4 yang dilakukan di dalam kotak penalti -- di luar tendangan penalti.

Di 20 menit terakhir saat Balotelli kembali "sibuk" di sisi kiri penyerangan, Milan kembali kesulitan membuat peluang di dalam kotak penalti. 3 percobaan mencetak gol Milan di 20 menit terakhir semuanya dilakukan di luar kotak penalti.
 

Kesimpulan

Milan berhasil melewati pertandingan penting untuk memulihkan mentalitas mereka usai dihancurkan Barcelona, sekaligus menjaga posisi mereka dengan Napoli. Kemenangan ini tentu sangat melegakan, terlebih performa Milan di laga ini sebenarnya terlihat "jenuh" dan "lelah".

Balotelli menjadi aktor penentu, tapi ia juga tak dimaksimalkan. Efektivitas serangan Milan lebih tajam saat Balotelli berada di dalam kotak penalti, tapi Allegri "membiarkan" dia untuk banyak bergerak ke sisi lapangan sekaligus tak memaksimalkan pemain lain untuk mengisi ruang yang dibuka penyerang eksentriknya itu.

(Pasang taruhan bola secara online dengan mudah disini)


No comments:

Post a Comment