Agen bola - Bangun tidur bukannya bugar malah merasa pegal-pegal. Sebagian orang mungkin pernah mengalami hal itu. Apa penyebabnya?
Dr Irfanuddin SpKO, AIF, MpdKed dari Universitas Sriwijaya (Unsri) Palembang mengatakan, ada dua kemungkinan penyebab: beraktivitas berat sebelum tidur dan kualitas tidur yang buruk.
Pertama, otot yang terlalu bekerja berat akan menyebabkan penumpukan sisa-sisa metabolisme, sehingga menimbulkan rasa pegal saat bangun tidur.
Seseorang yang telah berolahraga sangat keras atau bekerja berat lalu mengalami DOMS (Delayed Onset Muscle Soreness), biasanya karena penumpukan konsentrasi asam laktat. “Apabila rasa pegal terasa setelah istirahat, berarti tidurnya belum cukup memulihkan kondisi itu,” jelas dr Irfan.
Kedua, lanjut dr Irfan, penyebab pegal saat bangun tidur bisa terjadi karena kualitas tidur yang buruk. Tidurnya tidak lelap, sehingga tidak bisa memulihkan kondisi tubuh pasca-beraktiviitas. Alhasil, ada perasaan tidak enak saat bangun.
Pegal saat bangun tidur bisa juga terkait dengan aktivitas olahraga yang dilakukan. Dan itu bisa dialami masyarakat biasa maupun atlet.
Seseorang yang tidak pernah berolahraga, tapi tiba-tiba melakukan olahraga berat bisa merasakan pegal saat bangun tidur. Kasus seperti itu biasanya dialami masyarakat saat perayaan 17 Agustus. Orang yang sudah lama tidak olahraga tiba-tiba mengikuti pertandingan sepak bola misalnya, pasti akan mengalami pegal-pegal. Kondisi tersebut bisa berlangsung selama berhari-hari.
Atlet yang biasa melakukan olahraga pun bisa mengalami pegal saat bangun tidur. Mungkin karena tidurnya tidak bagus, tidak nyaman. “Bisa juga dicurigai sebagai tanda-tanda terjadinya overtraining syndrome (gejala latihan berlebih),” jelas dosen Unsri ini.
Biasanya terjadi kerusakan sel-sel yang mestinya bisa dihilangkan dengan istirahat. Jika terjadi overtraining syndrome, maka salah satu cara mengatasinya adalah mengurangi dosis latihan olah raga.
Sebenarnya olahraga atlet sudah diukur. Peningkatannya selalu dilakukan secara bertahap. Kadang-kadang agak naik, kemudian ada fluktuasi turun sedikit lalu naik lagi. Hal itu untuk menghindari terjadinya overtraining syndrome tadi.
Jika atlet mengalami itu, maka harus berkonsultasi kepada pelatih. Sebab, jika dipaksakan berolahraga berat, justru akan berakibat fatal bagi kondisi fisiknya.
Irfan mencontohkan, dalam sepak bola kadang atlet habis-habisan berjuang saat masih di babak penyisihan hingga semi final. Akibatnya begitu masuk di final terjadi antiklimaks.
Di sinilah, lanjut dia, pentingnya penjadwalan bagi atlet. Jadwal mereka harus disusun secara benar dan pasti. Pelatih harus bisa menghitung kesiapan fisik hingga masa puncak pertandingan. “Kalau jadwal pertandingan berubah-ubah pasti akan bahaya dari sisi persiapan fisik,” katanya.
Lalu apa solusi agar bugar saat bangun tidur?
“Satu-satunya solusi harus istirahat. Kalau mengantuk, obatnya harus tidur. Tubuh kita punya siklus naik turun, sehingga harus ada keseimbangan,” jelasnya.
Bagi atlet, jika sering pegal saat bangun tidur, sebaiknya dosis latihan atau metode latihan diperbaiki. Pelatih harus mampu menghitung kesiapan fisik atlet hingga sampai puncak.
Sebab apabila seseorang mengalami pegal saat bangun tidur dan membiarkan itu terjadi secara terus-menerus, sudah pasti akan mengganggu kesehatannya. Tidur yang kurang berkualitas bisa menyebabkan gejala psikosomatis, seperti hipertensi, mudah marah, mudah tersinggung, kualitas kerja menurun, susah konsentrasi, dan kualitas kerja menurun.
( Mainkan Casino dengan mudah dan terpecaya hanya ada disini )
No comments:
Post a Comment