Agen Bola - Kalah telak di leg pertama membuat jalan Madrid dan Barcelona sangat berat menuju final Liga Champions sangatlah terjal. Meski bukan mustahil, tapi misi itu sangatlah berat. Dan sebaliknya, meski teramat berat, tapi tidak sama sekali mustahil.
Tak ada yang menyangka sewaktu Barcelona digebuk sampai 0-4 oleh Bayern Munich di Allianz Arena pekan lalu. Begitu pula ketika sehari kemudian Real Madrid ditekuk klub Jerman yang lain, Borussia Dortmund, juga dengan empat gol walaupun berbalas satu: 1-4.
Membalas kekalahan telak itu sungguh bukanlah perkara mudah. Sebab terbesarnya, ini sudah di level semifinal. Secara mental tim-tim peserta sudah lebih teruji karena telah melakoni turnamen dari bulan September.
Bayern dan Dortmund pun sudah menjadikan Liga Champions sebagai fokus utama menjelang berakhirnya segala kompetisi di Eropa musim ini. Bayern sudah memenangi titel Bundesliga dan Dortmund telah menerimanya, bahwa mereka gagal mempertahankan gelar yang dikuasainya dalam dua tahun terakhir itu.
Sedikit berbeda dengan dua rival mereka, Barca belum pasti juara La Liga, dan Madrid masih mungkin mengejar musuh besarnya itu. Jarak sembilan poin memang terbilang besar, tapi sisa lima pertandingan masihlah banyak untuk Madrid. Paling tidak, Sergio Ramos dkk. pasti tak mau melihat El Barca berpesta lebih awal.
Lalu, apa yang membuat Madridista dan Barcelonistas tetap menyimpan asa bahwa timnya akan mendapatkan "sesuatu" yang kemudian menjadikan mereka mampu balik mengalahkan Bayern dan Dortmund dengan skor telak juga, dan akhirnya membawa mereka lolos ke final?
Boleh jadi salah satunya adalah kemampuan kedua klub elite Spanyol itu memetik kemenangan dengan skor besar. Di La Liga, pertanyaan setiap pekan untuk Madrid dan Barca bukanlah menang atau tidak, tapi menang dengan jumlah gol berapa.
Madrid di musim ini sudah mencetak 132 gol dari total 54 pertandingan. Artinya, rata-rata mereka mampu membuat 2,4 gol per game. Di musim sebelumnya bahkan lebih produktif lagi: menghasilkan 161 gol dari 58 pertandingan kompetitif, atau rata-rata 2,7 gol per game.
Maka dari itu, ditambah lagi bermain di kandang sendiri pada Selasa malam atau Rabu (1/5/2013) dinihari WIB, fans Los Blancos tentu berharap Cristiano Ronaldo dkk. bisa bermain setajam yang mereka mampu untuk bisa menang minimal 3-0. Skor itu terdengar "tidak sulit" buat tim sekelas Madrid. Galatasaray saja bisa dikalahkan dengan skor itu di Bernabeu, di leg pertama babak perempatfinal.
Tapi, supaya suporternya lebih yakin, situs mereka pun sampai menurunkan sebuah cerita lawas tentang pengalaman comeback luar biasa Madrid. Tulisan itu berjudul "Historical comebacks (I): Real Madrid 5-1 Derby County".
Dikisahkan, di pertandingan pertama babak 16 besar Piala Eropa musim 1975/1976, Madrid dibekap klub Inggris, Derby County, dengan skor 1-4. Apa yang mereka dapatkan di leg kedua? Madrid menang 5-1 (!) dan mereka unggul 6-5 secara agregat.
Apakah Dortmund bisa di-derby-county-kan oleh Madrid? Itu perkara lain. Semua jawaban akan diketahui setelah menit ke-90 besok malam.
Tapi kalau itu ditanyakan pada fans Dortmund, mungkin mereka masih bisa tersenyum menjawabnya. "Ah, di babak grup saja mereka cuma bisa bermain imbang dengan kami."
Faktanya memang begitu. Di pertemuan pertama kedua tim di fase grup, Dortmund menang 2-1 di Signal Iduna Park, lalu menahan Madrid 2-2 di Bernabeu -- sebelum menghempaskannya lagi dengan skor yang lebih telak di kandang sendiri.
Bagaimana dengan Barcelona, apakah bisa mengalahkan Bayern Munich sampai 5-0? Biarpun misinya sedikit "lebih berat" ketimbang Madrid, tapi perasaan pendukung Azulgrana mungkin sama: berharap sekaligus pasrah. 5-0 terdengar lebih "wow" ketimbang misi "3-0" milik Madrid.
Tapi sekali lagi, mungkin tidak mustahil sama sekali. Contoh yang masih hangat adalah pencapaian mereka di babak 16 besar lalu. Kalah 0-2 di San Siro, Lionel Messi cs. Mampu memukul balik AC Milan di Camp Nou dengan skor 4-0.
Ada sedikitnya dua contoh lain yang bisa diharapkan fans Barca. Di perempatfinal Liga Champions musim 2009/2010, tim mereka cuma bermain 2-2 di markas Arsenal, tapi di leg kedua menang telak 4-1 di Catalan.
Musim 2008/2009 adalah contoh paling cocok untuk keadaan ini. Bertemu Bayern di babak delapan besar, Barca menang telak 4-0 di Camp Nou. Mereka pun lolos ke semifinal setelah bermain 1-1 di leg kedua. Dan di musim itu Carles Puyol dkk. keluar sebagai juara.
Dari kebiasaan Barca menang telak itu, apakah misi "5-0" tidaklah mustahil?
Jika ditanyakan pada pendukung Bayern Munich, mereka bisa jadi akan sedikit tersinggung. Sejujurnya mereka berhak dengan lantang menjawabnya dengan kalimat seperti ini:
"Tim kami sudah juara jauh-jauh hari, baru kalah satu kali di liga, telah menghasilkan 90 gol dari 31 pertandingan, dan kami menang 14 kali berturut-turut. Anda pasti tidak ingat, kapan terakhir kali Barca menelan kekalahan 0-4 bukan? Lalu sekarang kalian berpikir kami akan kalah 5-0?"
Nikmati permainan secara lengkap ( KLIK )
No comments:
Post a Comment